Sebuah kisah nyata di desember 2008, tepatnya 2 desember 2008.. sebuah mimpi yang tersilaukan dengan masa lalu yang hampir pudar tertutup kenangan yang tiada arti. mimpi-mimpi yang mengejar kehangatan ditengah hujan yang akhirnya seorang kawan menghilang diantara hujan itu, apakah aku yang salah telah meninggalkanya?????
Semua berawal dari rasa letih yang teramat semerbak di ujung pikiran dan terasa sesak di pangkal hati, rasa sakit yang begitu pilu membuat jantung ini menangis, diiringi dengan suara radio yang terkapar di samping bantal tempat tidurku, sama halnya dengan hamba ALLOH SWT yang selalu ingkar dengan perintahNYA karena kekuatan iblis yang semakin menjadi-jadi melawan orang yang lemah ini.
Seketika pikiran terlewatkan dengan batas kemampuan fisik, sang deritapun luluh dengan terlelapnya aku di dalam selimut yang sedikit mengurangi rasa dingin, dalam lelapku, datanglah seuntai bunga untuk tidurku, yang dimulai dengan pencarian teman lama yang menghidupkan hidupku, sebenarnya aku mencari semuanya yang diwakilkan dengan seorang yang kucari, ku berjalan mencari dia, akhirnya aku tiba di rumah nya, tapi entah kenapa aku berjalan lagi menyusuri jalan besar, dengan truk=truk yang berlewatkan dan membawa keaadaan yang sama ketika aku berangkat berperang untuk bekal kehidupan.
Ditengah perjalanan aku bertemu sang sahabat lamaku itu, yang aku lupa sekarang dia telah dulu pergi menghadap kepada NYA. Aku berjalan bersama-sama dengan dia, dan mencari teman yang kucari-cari itu. kita keliling dan bercengkrama dengan sahabat ku sambil berjalan menyusuri jalan yang bertapak aspal.
Ketika kami menyusuri jalan,, bertemu pula kami denga kawan yang sangat kukenal, tapi aku tak bisa menyebutkan namanya, karena ini mimpi seorang yang ingat akan teman-temanya dulu, kawanya dulu, sahabatnya dulu. kawanku itu membawa robot dengan roda dua yang digerakkan dengan seliter bensin. akhirnya kamipun bertiga menunggangi robot itu,, kami berkeliling hingga jalan ditengah gunung yang sangat kukenal juga kami lewati hanya untuk mencari teman kami itu. kami terus berputar, mencari dan mencari hingga kami turun gunung. akhirnya kami lelah mencari, dan akhirnya kuputuskan untuk, turun dengan sahabatku dari motor yang dijoki oleh kawanku. kami mengucap kan pamit salam untuk berpisah dengan kawanku.
Setelah kami tinggal berdua saja, aku dan sahabatku mulai berjalan menyusuri jalan raya, ditengah jalan salah satu sandalku putus, tapi masih bisa dipertahankan, kamipun berjalan dan mencari tempat untuk mengganti sandal ku yang putus itu, dan kami putuskan untuk menduakan pencarian teman kami itu.
Saat kami berjalan menyusuri jalan. maka terjadilah suatu hal dimana itu adalah hal yang paling teringat olehku. yaitu seketika itu terjadilah hujan lebat, KAMIPUN BERLARI DAN TERUS BERLARI. HINGGA TANPA SADAR AKU TELAH MENDAHULUI SAHABATKU ITU, KETIKA AKU TERSADAR, LALU AKU MENOLEH KEBELAKANG, KUDAPATI AKU TELAH KEHILANGAN TEMANKU YANG SANGAT BERHARGA DEMI SESUATU. AKU BERTERIAK MENCARI SAHABATKU HINGGA AKHIR DARI GETARAN TENGGOROKAN. sampai akhirnya aku memutuskan untuk pulang dengan naik angkot. lalu aku terbangun, dan sadar. Aku sadar dan terjaga dari lelap tidurku. Akupun langsung mengirimkan satu surat yang berisi sAL-FATIHAH untuk mengirimkan hadiah buat sahabatku.
Aku melangkah untuk menjadi GREAT MAN, hingga aku kehilangan sahabatku. apakah pantas aku melakukan itu??? aku sungguh egois ya…. tapi apa yang harus kulakukan, aku merasa itulah jalan yang terbaik.
“PERSAHABATAN BAGAI KEPOMPONG, BERUBAH ULAT LALU MENJADI KUPU-KUPU”
ketika kita terisolasi didalam kepompong, kita jalani bersama-sama. tapi untuk menjadi THE GREAT MAN kami harus menjadi ulat dan memakan kopompong itu, sampai akhirnya kita keluar untuk mencari kehidupan kita yang indah seperti kupu-kupu. dan suatu saat kita akan bertemu kembali diangkasa dengan sayap-sayap kita yang indah dan kuat. walaupun ditengah siklus kita akan mati termangsa oleh takdir, sebelum sayap kita terkembang dan tidak dapat bertemu lagi untuk terbang bersama seorang sahabat.
Recent Comments