Sebuah sejarah membuktikan bahwa edukasi menjadi kebutuhan pokok dan menjadi pembina diri untuk mencapai kesuksesan dalam pengetahuan, baik pengetahuan yang bersifat umum maupun sepesifik. Basis pengetahuan yang dimiliki seseorang sangatlah beragam dan berbeda dari basis pengetahuan yang dimiliki orang lain, hal ini dibuktikan dengan keanekaragaman profesi dan keahlian di berbagai bidang, baik bidang usaha atau karir, pendidikan, dan politik.
Keanekaragaman diatas haruslah disadari bagi setiap individu. Karena kesadaran di masing-masing individu itulah yang dibutuhkan untuk menciptakan pribadi yang unggul. Terciptanya pribadi yang unggul akan menjadikan seseorang menjadi bijak dan secara tidak langsung kebijakan-kebijakan dari setiap individu itu akan menciptakan keprofesionalan pada diri seseorang melalui toleransi-toleransi yang telah tertanam dalam kepribadianya.
Sebagai contoh begitu pentingnya kesadaran pribadi yaitu pemahaman terhadap orang lain akan jauh lebih mudah ketika kita sudah mengenal diri sendiri, mengenal perbedaan dan toleransi yang dapat diterapkan. Tentunya akan membutuhkan latihan dan kemauan keras juga konsistensitas dalam mewujudkan hal-hal diatas.
“Tiada kata terlambat untuk belajar”, filosofi itu menjadi landasan atas penulisan artikel ini. Sebuah pembentukan pribadi yang unggul haruslah dilakukan pada setiap elemen organisasi dalam penerapanya, dalam hal ini fakultas atau perguruan tinggi haruslah mampu memastikan bahwa setiap didikanya sudah mempunyai pribadi yang unggul. Terciptanya sebuah individu yang berkemampuan akan menjadikan komunitas yang kuat, kreatif, inovatif dan bervariatif, tentunya tidak lepas dari kemampuan individu dari kelompok. Secara tidak langsung akan terbentuk indiviualisme dan egoisme dalam suatu komunitas, maka perlu ditekankan agar dua sifat perusak elemen itu dapat dikendalikan pada diri seseorang.
Tidaklah menutup kemungkinan, jika setiap fakultas atau perguruan tinggi yang dapat memastikan setiap lulusanya mempunyai kepribadian yang unggul akan menjadi sangat terkenal dan menjadi favorit, karena setiap alumni merasakan betapa hebat dan bangganya kepada perguruan tinggi mereka yang telah mengarahkan dirinya menjadi seseorang yang benar-benar bervisi dalam setiap misi-misi dalam hidupnya.
Dalam setiap moment atau waktu, perguruan tinggi harus menciptakan suasana untuk membangkitkan dan meningkatkan rangsangan-rangsangan positif kepada setiap mahasiswa. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan IQ, EQ, dan SQ. Dimulai dari berangkat menuju tempat perkuliahan sampai akhir kegiatan perkuliahan harus ada suasana dari ketiga unsur tersebut, karena IQ, EQ, dan SQ adalah unsur pokok untuk menciptakan pribadi yang unggul dan berhati intan. Sebagai contoh :
berangkat kuliah : di pintu gerbang perguruan tinggi maupun ditempat parkir mimbudidayakan senyum dan sapaan, hal ini adalah untuk menggali potensi dalam EQ seseorang.
Melestarikan etika dalam proses dibimbing-membimbing dalam kegiatan perkuliahan, disamping bermanfaat untuk meningkatkan IQ juga akan meningkatkan kekuatan EQ.
Di saat Istirahat siang, melakukan sholat berjamaah dan berdo’a bersama akan meningkatkan SQ dan EQ. dan seterusnya.
Akan tetapi yang menjadi pertanyaan sekarang adalah kenapa banyak mahasiswa melakukan suatu hal yang tidak diinginkan. Sebuah review ; bahwa proses pembentukan kepribadian sejak dini akan berpengaruh sangat besar ketika seseorang sudah dewasa.
Jadi, peran orang tua sangat penting untuk pengawasan anak ketika berada diluar lingkungan perkuliahan. Dalam hal ini diperlukan kerja sama antara mahasiswa – pihak perkuliahan – pihak pengasuh atau orang tua.
Kesimpulan diatas dapat diambil keterangan bahwa keterkaitan kerja sama yang kuat, kepercayaan dan kesungguhan akan dapat mewujudkan sebuah impian. Demikian setitik coretan yang dapat saya sampaikan, tidak lepas dari kekhilafan dan mohon kerja-samanya untuk mengembangkan dan lebih meluruskan artikel saya.
Salam,
great_desert
Recent Comments